Sabtu, 14 Mei 2016

LAPORAN PRAKTIKUM TITRASI ASAM CUKA DALAM CUKA MAKAN 25% MENGGUNAKAN METODE TITRASI ASAM BASA


LAPORAN PRAKTIKUM TITRASI ASAM CUKA DALAM CUKA MAKAN 25% MENGGUNAKAN METODE TITRASI ASAM BASA





 

DAVID (09)


DESY ARYANI (10)


EDWIN ADI WINATA (11)


EDWIN LIMANTORO (12)




SMA XAVERIUS 1 JAMBI


XI IPA 3




KATA PENGANTAR

                Puji dan syukut kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas kimia yang diberikan oleh Ibu Elizabeth Tjahjadarmawan, S.Si.,M.Pd. dengan sebaik-baiknya. Tugas yang diberikan adalah untuk menentukan kadar asam pada asam cuka dalam cuka makan 25 % melalui metode titrasi asam basa.
                Dalam tugas ini, para peneliti mengucapkan terima kasih kepada Ibu Elizabeth Tjahjadarmawan, S.Si.,M.Pd. sebagai guru pembimbing yang telah memberikan bimbingan sehingga para peneliti dapat mencapai tujuan penelitian.
                Kami segenap tim praktikum, David, Desy Aryani, Edwin Adi Winata dan Edwin Limantoro yang telah bersama-sama menyelesaikan tugas praktikum ini. Kemudian untuk semua pihak yang tidak disebutkan namanya yang telah membantu kelancaran praktikum ini kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

                Semoga laporan praktikum ini dapat bermanfaat bagi setiap orang yang membacanya.
                                                                                                                    Jambi, 14 Mei 2016
                                                                                                                     
                                                                                                                     ( Desy  Aryani )

TUJUAN PRAKTIKUM

                Tujuan dari praktikum ini adalah untuk menentukan kadar asam pada cuka dalam cuka makan 25 % melalui metode titrasi asam basa.
                                                                                                                      ( Desy Aryani )

MANFAAT PRAKTIKUM

  

Melalui praktikum penelitian ini, diperoleh kadar asam cuka pada cuka dalam cuka makan 25 % dengan metode titrasi asam basa. Kadar asam cuka yang diperoleh melalui praktikum kemudian akan dibandingkan dengan kadar yang tertera pada kemasan cuka makan 25 % .
                                                                                                  ( Edwin Limantoro )

TEORI DASAR


Titrasi adalah pengukuran suatu larutan dari suatu reaktan yang dibutuhkan untuk bereaksi sempurna dengan sejumlah reaktan tertentu lainnya. Titrasi asam basa adalah reaksi penetralan. Titrasi merupakan suatu metode yang bertujuan untuk menentukan banyaknya suatu larutan dengan konsentrasi yang telah diketahui agar tepat habis bereaksi dengan sejumlah larutan yang dianalisis atau ingin diketahui kadarnya atau konsentrasinya. Suatu zat yang akan ditentukan konsentrasinya disebut sebagai “titran” dan biasanya diletakkan di dalam labu Erlenmeyer, sedangkan zat yang telah diketahui konsentrasinya disebut sebagai “titer” atau “titrat”  dan biasanya diletakkan di dalam “buret”. Baik titer maupun titran biasanya berupa larutan.
Titrasi biasanya dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di dalam proses titrasi, sebagai contoh bila melibatkan reaksi asam basa maka disebut sebagai titrasi asam basa atau aside alkalimetri, titrasi redox untuk titrasi yang melibatkan reaksi reduksi oksidasi, titrasi kompleksometri untuk titrasi yang melibatkan pembentukan reaksi kompleks dan lain sebagainya.
 Titrasi merupakan suatu metode untuk menentukan kadar suatu zat dengan menggunakan zat lain yang sudah diketahui konsentrasinya. Titrasi asam-basa adalah titrasi yang yang melibatkan asam maupun basa sebagai titer (zat yang telah diketahui konsentrasinya) maupun titrant (zat yang akan ditentukan kadarnya) dan berdasarkan reaksi penetralan asam-basa. Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa yang telah diketahui kadarnya, dan sebaliknya, kadar larutan basa dapat diketahui dengan menggunakan larutan asam yang diketahui kadarnya. Titik ekivalen yaitu pH pada saat asam dan basa (titrant dan titer) tepat ekivalen atau secara stoikiometri tepat habis bereaksi.

Ada dua cara umum untuk mengetahui titik ekivalen pada titrasi asam basa:
1. Memakai pH meter.
2. Memakai indikator asam basa.
Indikator ditambahkan pada titran sebelum proses titrasi dilakukan. Indikator ini akan berubah warna ketika titik ekivalen terjadi, dan pada saat itulah titrasi dihentikan.
Titik akhir titrasi yaitu pH pada saat indikator berubah warna dan saat itu juga titrasi dihentikan. Dalam titrasi ini dipilih indikator PP (fenolflatein) dan BTB (brom timol biru). Pemilihan indikator tergantung pada titik setara (ekivalen) dan titik akhir titrasi. Indikator PP mempunyai selang pH = 8,3 – 10,0. Pada kondisi asam (pH < 7), indikator PP tidak memberikan perubahan warna, sedangkan pada kondisi basa (pH > 7) indikator PP memberi warna merah muda. Indikator BTB mempunyai selang pH = 6,0 – 7,6. Pada kondisi asam (pH < 7), indikator BTB memberi warna kuning, sedangkan pada kondisi basa (pH > 7) indikator BTB memberikan warna biru.
Titrasi asam cuka (CH3COOH) dengan larutan natrium hidroksida (NaOH) sebagai larutan standar akan menghasilkan garam CH3COONA yang berasal dari sisa asam lemah dan basa kuat yang kemudian terhidrolisis. Reaksi hidrolisis ini merupakan reaksi keseimbangan yang dapat ditulis sebagai berikut : 
                  CH3COOH (aq) + NaOH (aq) --> CH3COONa (aq) + H2O (l)
Pada titrasi ini,sebagian asam asetat dan biasanya akan tinggal dalam larutan. Saat titik ekuivalen (titik akhir titrasi) terjadi,banyaknya asam cuka dan NaOH bebas adalah sama ,tetapi karena asam asetat termasuk elektrolit lemah maka ion H+ yang dibebaskan sangat sedikit,dan akan lebih banyak tinggal sebagai molekul CH3COOH. Sedangkan basa bebasnya (NaOH) merupakan elektrolit kuat yang hampir terionisasi sempurna,membebaskan ion OH- dalam larutan. Hal ini mengakibatkan titrasi akan berakhir pada pH diatas 7.


                                                                                                          ( Desy Aryani )

ALAT DAN BAHAN







ALAT :
- Gelas Ukur                                                           
- Labu Erlenmeyer
- Pengaduk
- Kertas HVS
- Pipet Tetes
BAHAN :
- Larutan CH3COOH ( cuka makan 25 % )
- Larutan NaOH 0.1340 M
- Air Mineral
- Indikator BTB (brom timol biru)
- Indikator PP (fenolflatein)
                                                                                                              ( Edwin Limantoro )

 

METODE PRAKTIKUM

1.      Foto dan catat cuka makan dengan kadar 25 %.




 
 

2.      Ambil 5 ml cuka makan,  tambahkan dengan 95 ml air lalu aduk secara homogen.

 






3.       Ambil masing-masing 5 ml dari larutan langkah (2) , masukan ke dalam 2 buah labu erlenmeyer.

 






4.   Tambahkan 3 tetes indikator PP (fenolflatein) → Titrasi dengan NaOH ( 0,1340 M ) menggunakan pipet tetes ( 1 tetes = 0,05 ml ). Titrasi hingga warna mencapai TAT ( Titik Akhir Titrasi ) yaitu warna pink muda yang permanen dan foto saat warna telah mencapai TAT.

 
  
5.      Yang Catat volume NaOH yang diperlukan ( lakukan sebanyak 2 kali ).





  

6.      Ambil masing-masing 5 ml dari larutan langkah (2), masukan ke dalam 2 buah erlenmeyer.

 
  
7.  Tambahkan 3 tetes indikator BTB (brom timol biru) → Titrasi dengan NaOH ( 0,1340 M ) menggunakan pipet tetes ( 1 tetes = 0,05 ml ). Titrasi hingga warna mencapai TAT ( Titik Akhir Titrasi ) yaitu warna hijau muda yang permanen dan foto saat warna telah mencapai TAT.


 





8.      Yang Catat volume NaOH yang diperlukan ( lakukan sebanyak 2 kali ).







                                                                                               


                                                                                                             ( David )

BAGAN METODE PRAKTIKUM




 

 

 


 

 


 

                                                                                                               ( David )

HASIL PRAKTIKUM


INDIKATOR PP ( fenolflatein )
NO
Tetes NaOH ( 0,3140 M )
Volume NaOH  0,3140     M ( 1 tetes = 0,05 ml )   
Foto warna TAT ( Titik Akhir Titrasi )
1
124
6,2 ml

2
108
5,4 ml


TETESAN RATA-RATA    =     124 tetes + 108 tetes  = 116 tetes
                                                                    2
VOLUME RATA-RATA    =     116 tetes  x 0.05 ml     = 5,8 ml








INDIKATOR BTB ( brom timol biru )
NO
Tetes NaOH ( 0,3140 M )
Volume NaOH  0,3140 M ( 1 tetes = 0,05 ml )
Foto warna TAT ( Titik Akhir Titrasi )
1
85
 4,25 ml
2
103
5.15 ml

TETESAN RATA-RATA    =     85 tetes + 103 tetes  = 94 tetes
                                                                    2
VOLUME RATA-RATA    =     94 tetes  x 0.05 ml     = 4,7 ml






                                                                                                                                 ( David )

PERHITUNGAN


1.       TITRASI MENGGUNAKAN INDIKATOR PP ( fenolflatein )
Volume rata-rata = 5,8 ml
n              =   M x V
                =   0,1340 M x 5,8 ml
                =   0,7772 mmol

    0,7772 mmol        =     5    ml                  
             n                          100 ml
                n              =   15,544 x 10-3  mol
                m             = n x Mr
                                = 0,015544 mol   x  60
                                = 0,93264 gram
                                  1,049 gram/mol
                                = 0,8890753098 gram

                0,8890753098 gram    =   125 ml
                                  X                         100 ml
                X             = 0,7112602478 %   v/v
                % yield    = 0,7112602478 %    x  100 %
                                          25 %
                                = 2,845040991 %

2.       TITRASI MENGGUNAKAN INDIKATOR BTB ( brom timol biru )
Volume rata-rata = 4,7 ml
n              =   M x V
                =   0,1340 M x 4,7 ml
 m             =   0,6298 mmol

    0,6298 mmol        =     5    ml                  
             n                          100 ml
                n              =   12,596 x 10-3  mol
                m             = n x Mr
                                = 0,012596 mol   x  60
                                = 0,75576 gram
                                  1,049 gram/mol
                                = 0,7204575786 gram

                0,7204575786 gram    =   125 ml
                                  X                         100 ml
                X             = 0,5763660629 %   v/v
                % yield    = 0,5763660629 %    x  100 %
                                          25 %
                                = 2,305464252 %
                                                                                                                                 ( David )

DISKUSI DAN PEMBAHASAN

Asam asetat, asam etanoat atau asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal sebagai pemeberi rasa asam dan aroma pada makanan. Asam cuka memiliki rumus kimia yaitu CH3COOH, asam asetat murni (asam asetat glacial) adalah cairan higroskopis tak berwarna, dan memiliki titik beku 16.7°C. Larutan CH3COOH dalam air merupakan asam lemah.
Asam cuka merupakan asam lemah yang sering dijumpai dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari, tingkat keasaman setiap merk cuka yang diperdagangkan berbeda-beda, maka untuk mengetahui tingkat keasaman merk cuka tertentu maka dapat diketahui dengan melakukan titrasi.
Dari praktikum titrasi asam basa menggunakan NaOH 0.1340 M , diperoleh bahwa terdapat  kadar asam asetat ( CH3COOH ) yang terdapat dalam satu botol ( 125 ml ) cuka makan 25 % sebanyak 2,845040991 % pada percobaan titrasi menggunakan indikator PP ( fenolflatein ) dan NaOH sampai mencapai TAT ( Titik Akhir Titrasi ) yaitu sebanyak 5,8 ml dan 2,305464252 % pada percobaan titrasi menggunakan indikator BTB (brom timol biru ) dan NaOH sampai mencapai TAT ( Titik Akhir Titrasi ) yaitu sebanyak 4,7 ml.
                                                                                                                     ( David )

KESIMPULAN

Melalui titrasi asam basa menggunakan NaOH 0,1340 M, diperoleh kadar asam asetat dalam satu botol cuka makan 25 %  sebanyak 2,845040991 %  pada percobaan titrasi menggunakan indikator PP ( fenolflatein ) dan NaOH sampai mencapai TAT ( Titik Akhir Titrasi ) yaitu sebanyak 5,8 ml dan 2,305464252 % pada percobaan titrasi menggunakan indikator BTB (brom timol biru ) dan NaOH sampai mencapai TAT ( Titik Akhir Titrasi ) yaitu sebanyak 4,7 ml.
                                                                                                                                                                                                                                                                      ( Edwin Limantoro )

SARAN

Dalam praktikum ini, peneliti menyarankan untuk :
1. Takaran dalam penelitian ini sebaiknya dilakukan dengan akurat untuk menjaga kemurnian hasil
2. Semua alat dan bahan praktikum sebaiknya di periksa dahulu agar layak dipakai dengan baik.
3. Larutan sebaiknya dikocok berlawanan arah jarum jam dengan kecepatan stabil
4. Dalam memasukkan larutan sebaiknya dilakukan dengan cermat, agar larutan tidak tercemar
5. Jika larutan telah tercemar, hendaknya menggantinya dengan larutan yang baru agar mendapatkan hasil yang maksimal
6.  Jangan terburu-buru saat melakukan titrasi, agar perhitungan setiap tetes lebih akurat
7.  Saat ingin menentukan titik ekuivalen, perhatikan dengan seksama perubahan warna apakah warna sudah konstan atau belum.                                                                     8.  Kalkulasi hendaknya dilakukan dengan ketelitian setinggi mungkin agar hasil  akurat.
                                                                                                                       ( Desy Aryani )

KATA PENUTUP

Kami selaku para peneliti mengucapkan banyak terima kasih pada semua orang yang telah membantu kami dalam melaksanakan tugas dan praktikum ini, terutama kepada Ibu Elizabeth, S.Si.,M.Pd. yang telah memberikan bimbingan dan pengajaran kepada kami sehingga tujuan penelitian kami tercapai dengan baik. Kami juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarny kepada teman-teman dan keluarga kami yang telah senantiasa mendukung kami selama pengerjaan tugas dan praktikum ini.
Kami berharap laporan yang telah kami rampungkan dengan penuh tekad dan rasa tanggung jawab ini menjadi berkat dan manfaat bagi setiap orang yang membaca dan mempergunakannya. Terima Kasih.
                                                                                                   Jambi , 14 Mei 2016

                                                                                                               ( Edwin Limantoro )

DAFTAR PUSTAKA

Tjahjadarmawan, Elizabeth. 2014. Bernas Kimia Jilid 1. Jogjakarta : Citra Media

Tjahjadarmawan, Elizabeth. 2016. Bernas Kimia Jilid 2. Jogjakarta : Citra Media



Baker, R.W et al. 2008. Chemistry 1 Laboratory Handbook. Sydney : School of Chemistry
                                                                                                                    
                                                                                                              ( Edwin Adi winata )                                                                                                                                                    

KONSTRIBUTOR


Guru Pembimbing
Elizabeth Tjahjadarmawan , S.Si.,M.Pd.
Admin
Edwin Limantoro
Penulis
Group ( David , Desy Aryani , Edwin Adi Winata, Edwin Limantoro )
Cameraman
David
Editor
Desy Aryani
                                                                                                                                         ( Edwin Adi Winata )

Selasa, 19 April 2016

PRATIKUM MENENTUKAN PH DAN DAERAH WARNA TRAYEK INDIKATOR ALAMI DAUN ANGGREK UNGU
11 IPA 3 SMA XAVERIUS 1 JAMBI

Menentukan Trayek Ph dari Indikator Alami Daun Anggrek Ungu



Edwin Adi Winata (11)
Edwin Limantoro (12)
XI IPA 3

SMA XAVERIUS 1 JAMBI




Kata Pengantar

            Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang karena karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas kimia yang diberikan oleh Ibu Elizabeth Tjahjadarmawan dengan baik. Tugas yang diberikan adalah untuk menentukan trayek warna dan pH indikator alami dari ekstrak alami daun anggrek ungu.
        Dalam tugas ini, para peneliti mengucapkan terima kasih kepada Ibu Elizabeth Tjahjadarmawan sebagai guru pembimbing yang telah memberikan bimbingan sehingga para peneliti dapat mencapai tujuan penelitian.



         Kami segenap tim praktikum, Edwin Adi Winata dan Edwin Limantoro yang telah bersama-sama menyelesaikan tugas praktikum ini. Kemudian untuk semua pihak yang tidak disebutkan namanya yang telah membantu kelancaran praktikum ini kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
           Semoga laporan praktikum ini dapat bermanfaat bagi setiap orang yang membacanya.

Jambi, 15 April 2016










Tujuan

        Tujuan pratikum ini ialah untuk menentukan daerah trayek PH dan perubahan warna indikator alami dari daun anggrek ungu pada larutan uji asam, netral, dan basa.



Manfaat

         Dari pratikum ini diperoleh pemahaman bahwa indikator dapat berubah warnanya dalam larutan asam, netral, dan basa sesuai dengan trayek PH masing- masing.


Teori Singkat

Indikator adalah asam lemah yang terdisosiasi dalam air menurut reaksi.




         Jika terdapat larutan bersifat asam maka reaksi bergeser ke kiri sehingga indikator menunjukkan warna 1 [HIn]. Jika larutan bersifat basa maka reaksi kesetimbangan bergeser ke kanan maka warna indikator berubah menjadi warna 2 [In-].
         Indikator alami dapat dibuat dari bahan alam. bunga yang mengandung pigmen warna terutama merah, orange, dan ungu dapat dimanfaaatkan sebagai indikator, sebagai contoh yaitu bunga sepatu, mawar, bougenville. asoka, dll. Bunga - bunga yang berwarna merah jingga hingga kuning mengandung zat warna anthosianin yang merupakan senyawa asam organik. Zat warna ini akan berubah menjadi pink jika berada dalam suasana asam, sebaliknya dalam suasana basa akan menunjukkan warna hijau hingga biru. Rimpang - rimpang seperti kunyit mengandung zat warna kuning bahkan kulit buah manggis, ubi, dan buah naga merah pun memiliki sifat sebagai indikator.


Metode

Alat :
- blender 
- pisau
- ph meter
- gelas aqua ( 20 buah )
- sendok plastik ( 20 buah)
- label
- kain penyaring 

Bahan :
- Daun anggrek ungu (100 gram) dalam bentuk ekstrak
- etanol 70%
- air secukupnya
- larutan uji :
   1. HCl
   2. CH3COOH
   3. NaCl
   4. Al2(SO4)3
   5. Air hujan
   6. Anggrek ungu ( indikator)
   7. Air mineral
   8. Air sabun
   9. Na2CO3
 10. NaoH

Sebelum di ekstrak :




Cara Kerja :

Pembuatan Filtrat ( Indikator )

  1.  Timbang daun anggrek ungu 100 gram, cuci bersih ,tambahkan air 100 ml atau ½ gelas ukuran sedang lalu blender sampai halus.
  2. Masukkan dalam wadah kaca kemudian tambahan air 300ml (1 gelas ukuran sedang) dan 1 botol etanol 70% (100 ml). Diamkan hingga 12 jam dalam kondisi wadah tertutup rapat supaya etanol tidak menguap.
  3. Selanjutnya, disaring menggunakan kain bersih.
  4. Filtrat berupa cairan di masukkan ke botol Aqua tertutup rapat dan hindari dari cahaya matahari.
     Uji larutan asam basa
  1. Isi tiap gelas Aqua dengan 3 sdm larutan indikator ( daun anggrek ungu). 
  2. Beri label pada tiap gelas dan urutkan berdasarkan urutan yang telah di beri.

3. Masukkan larutan uji 3sdm ke tiap gelas indikator sesuai dengan tulisan yang ada pada abel. Lihat perubahan warna yang terjadi, tidak lupa untuk di foto.     



  4. Setelah itu, ukur pH tiap larutan menggunakan alat pengukur derajat keasaman ( pH  meter) . Catat hasil yang tercatat di alat tersebut.

Perhitungan Nilai Ka Indikator


Untuk mencari nilai Ka indikator dapat digunakan rumus :





Tabel trayek warna PH :



Diskusi dan Pembahasan

            Indikator alami daun anggrek ungu tidak dapat digunakan sebagai indikator pH, hasil yang didapat dari penelitian tidak memperlihatkan perubahan warna, hanya adanya perbedaan. Larutan asam yang ditambah indikator bunga kana memiliki warna yang lebih muda dibanding larutan basa yang ditambah indikator.
            Sehingga daun anggrek ungu tidak dapat digunakan sebagai indikator pH karena indikator daun anggrek ungu. Daun anggrek ungu ini asam basa yang baik, sehingga mudah larut dalam larutan yang menyebabkan perubahan warna.
            Daun anggrek ungu mengandung pigmen alami flavonoid (antosianin, antosantin) yang dapat digunakan sebagai zat pewarna alami alternative maupun sebagai antioksidan alami.  Antosianin merupakan asam lemah organik pada daun anggrek ungu. Zat ini hanya berkisar pada warna ungu saja.
            Indikator larutan daun anggrek ungu lebih sesuai untuk menguji larutan yang asam. Berdasarkan trayek warna dan pH yang diperoleh dari hasil penelitian, menunjukkan bahwa perubahan warna lebih banyak terjadi pada larutan asam (3-7) yang perubahan warnanya lebih tua. Karena itu indikator ini tidak sesuai untuk pengujian larutan asam basa dikarenakan perubahan warna yang hanya berkisar merah tua sampai hijau muda. Berdasarkan hasil tersebut kami simpulkan trayek pH indikator alami daun anggrek ungu berkisar antara pH 3-15.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum dapat diperoleh kesimpulan :

  • Trayek indikator alami dari ekstrak daun anggrek ungu menunjukkan perubahan warna merah tua sampai hijau muda.
  • Perkiraan trayek pH sekitar 3-15.
  • Daerah pH diperkirakan :
                     Daerah dibawah pH 7 berwarna merah tua.
                     Daerah diatas pH 7 berwarna hijau muda.
  • Ka indikator yang diperoleh dengan metode pendekatan adalah 1.892875846 x 10^ -6
Saran

1. Pada saat melakukan eksperimen, sebaiknya dilakukan secara teliti, hati-hati, dan cepat agar larutan yang akan diuji tidak tercampur dengan kandungan asam-basa dari udara luar.

2. Pada saat melakukan pengukuran dengan pH, diamkan pH-meter dengan agak lama sampai angkanya tidak berubah lagi. Tidak hanya itu, setiap selesai mengukur tingat pH suatu larutan,  jangan lupa untuk   mengelap pH-meter sebelum digunakan pada larutan berikutnya.

3. Perubahan warna hamir tidak tampak sehingga ketelitian sangat diperlukan.
4. Ketelitian juga diperlukan pada saat melakukan perhitungan Ka agar diperoleh hasil eksperimen yang mendekati akurat
Kata Penutup

Demikian laporan ini telah kami selesaikan dengan baik. Kami sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu serta mendukung kami mulai dari kegiatan penelitian sampai dengan pembuatan laporan. Terkhusus kami pun berterima kasih kepada Ibu Elizabeth Tjahjadarmawan, S.Si., M.Pd selaku guru pembimbing kimia kami, yang telah mempercayakan kami untuk melakukan kegiatan penelitian, dan atas bimbingan serta arahannya yang telah membantu kami menyelesaikan kegiatan ini.

Kami mohon maaf apabila masih terdapat kesalahan dan kekurangan dalam laporan ini. Untuk itu, kami pun dengan senang hati mau menerima kritik dan saran yang diberikan pembaca. Semoga laporan ini dapat berguna bagi pembaca serta peneliti berikutnya. Terima kasih.



Jambi, 14 April 2016
 
Daftar Pustaka
Tjahjadarmawan, Elizabeth. 2016. Bernas Kimia Jilid 2. Jogjakarta : Citra Media
Admin : Edwin Limantoro
Penulisan laporan : Edwin Limantoro
Kameramen : Edwin Limantoro