Selasa, 19 April 2016

PRATIKUM MENENTUKAN PH DAN DAERAH WARNA TRAYEK INDIKATOR ALAMI DAUN ANGGREK UNGU
11 IPA 3 SMA XAVERIUS 1 JAMBI

Menentukan Trayek Ph dari Indikator Alami Daun Anggrek Ungu



Edwin Adi Winata (11)
Edwin Limantoro (12)
XI IPA 3

SMA XAVERIUS 1 JAMBI




Kata Pengantar

            Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang karena karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas kimia yang diberikan oleh Ibu Elizabeth Tjahjadarmawan dengan baik. Tugas yang diberikan adalah untuk menentukan trayek warna dan pH indikator alami dari ekstrak alami daun anggrek ungu.
        Dalam tugas ini, para peneliti mengucapkan terima kasih kepada Ibu Elizabeth Tjahjadarmawan sebagai guru pembimbing yang telah memberikan bimbingan sehingga para peneliti dapat mencapai tujuan penelitian.



         Kami segenap tim praktikum, Edwin Adi Winata dan Edwin Limantoro yang telah bersama-sama menyelesaikan tugas praktikum ini. Kemudian untuk semua pihak yang tidak disebutkan namanya yang telah membantu kelancaran praktikum ini kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
           Semoga laporan praktikum ini dapat bermanfaat bagi setiap orang yang membacanya.

Jambi, 15 April 2016










Tujuan

        Tujuan pratikum ini ialah untuk menentukan daerah trayek PH dan perubahan warna indikator alami dari daun anggrek ungu pada larutan uji asam, netral, dan basa.



Manfaat

         Dari pratikum ini diperoleh pemahaman bahwa indikator dapat berubah warnanya dalam larutan asam, netral, dan basa sesuai dengan trayek PH masing- masing.


Teori Singkat

Indikator adalah asam lemah yang terdisosiasi dalam air menurut reaksi.




         Jika terdapat larutan bersifat asam maka reaksi bergeser ke kiri sehingga indikator menunjukkan warna 1 [HIn]. Jika larutan bersifat basa maka reaksi kesetimbangan bergeser ke kanan maka warna indikator berubah menjadi warna 2 [In-].
         Indikator alami dapat dibuat dari bahan alam. bunga yang mengandung pigmen warna terutama merah, orange, dan ungu dapat dimanfaaatkan sebagai indikator, sebagai contoh yaitu bunga sepatu, mawar, bougenville. asoka, dll. Bunga - bunga yang berwarna merah jingga hingga kuning mengandung zat warna anthosianin yang merupakan senyawa asam organik. Zat warna ini akan berubah menjadi pink jika berada dalam suasana asam, sebaliknya dalam suasana basa akan menunjukkan warna hijau hingga biru. Rimpang - rimpang seperti kunyit mengandung zat warna kuning bahkan kulit buah manggis, ubi, dan buah naga merah pun memiliki sifat sebagai indikator.


Metode

Alat :
- blender 
- pisau
- ph meter
- gelas aqua ( 20 buah )
- sendok plastik ( 20 buah)
- label
- kain penyaring 

Bahan :
- Daun anggrek ungu (100 gram) dalam bentuk ekstrak
- etanol 70%
- air secukupnya
- larutan uji :
   1. HCl
   2. CH3COOH
   3. NaCl
   4. Al2(SO4)3
   5. Air hujan
   6. Anggrek ungu ( indikator)
   7. Air mineral
   8. Air sabun
   9. Na2CO3
 10. NaoH

Sebelum di ekstrak :




Cara Kerja :

Pembuatan Filtrat ( Indikator )

  1.  Timbang daun anggrek ungu 100 gram, cuci bersih ,tambahkan air 100 ml atau ½ gelas ukuran sedang lalu blender sampai halus.
  2. Masukkan dalam wadah kaca kemudian tambahan air 300ml (1 gelas ukuran sedang) dan 1 botol etanol 70% (100 ml). Diamkan hingga 12 jam dalam kondisi wadah tertutup rapat supaya etanol tidak menguap.
  3. Selanjutnya, disaring menggunakan kain bersih.
  4. Filtrat berupa cairan di masukkan ke botol Aqua tertutup rapat dan hindari dari cahaya matahari.
     Uji larutan asam basa
  1. Isi tiap gelas Aqua dengan 3 sdm larutan indikator ( daun anggrek ungu). 
  2. Beri label pada tiap gelas dan urutkan berdasarkan urutan yang telah di beri.

3. Masukkan larutan uji 3sdm ke tiap gelas indikator sesuai dengan tulisan yang ada pada abel. Lihat perubahan warna yang terjadi, tidak lupa untuk di foto.     



  4. Setelah itu, ukur pH tiap larutan menggunakan alat pengukur derajat keasaman ( pH  meter) . Catat hasil yang tercatat di alat tersebut.

Perhitungan Nilai Ka Indikator


Untuk mencari nilai Ka indikator dapat digunakan rumus :





Tabel trayek warna PH :



Diskusi dan Pembahasan

            Indikator alami daun anggrek ungu tidak dapat digunakan sebagai indikator pH, hasil yang didapat dari penelitian tidak memperlihatkan perubahan warna, hanya adanya perbedaan. Larutan asam yang ditambah indikator bunga kana memiliki warna yang lebih muda dibanding larutan basa yang ditambah indikator.
            Sehingga daun anggrek ungu tidak dapat digunakan sebagai indikator pH karena indikator daun anggrek ungu. Daun anggrek ungu ini asam basa yang baik, sehingga mudah larut dalam larutan yang menyebabkan perubahan warna.
            Daun anggrek ungu mengandung pigmen alami flavonoid (antosianin, antosantin) yang dapat digunakan sebagai zat pewarna alami alternative maupun sebagai antioksidan alami.  Antosianin merupakan asam lemah organik pada daun anggrek ungu. Zat ini hanya berkisar pada warna ungu saja.
            Indikator larutan daun anggrek ungu lebih sesuai untuk menguji larutan yang asam. Berdasarkan trayek warna dan pH yang diperoleh dari hasil penelitian, menunjukkan bahwa perubahan warna lebih banyak terjadi pada larutan asam (3-7) yang perubahan warnanya lebih tua. Karena itu indikator ini tidak sesuai untuk pengujian larutan asam basa dikarenakan perubahan warna yang hanya berkisar merah tua sampai hijau muda. Berdasarkan hasil tersebut kami simpulkan trayek pH indikator alami daun anggrek ungu berkisar antara pH 3-15.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum dapat diperoleh kesimpulan :

  • Trayek indikator alami dari ekstrak daun anggrek ungu menunjukkan perubahan warna merah tua sampai hijau muda.
  • Perkiraan trayek pH sekitar 3-15.
  • Daerah pH diperkirakan :
                     Daerah dibawah pH 7 berwarna merah tua.
                     Daerah diatas pH 7 berwarna hijau muda.
  • Ka indikator yang diperoleh dengan metode pendekatan adalah 1.892875846 x 10^ -6
Saran

1. Pada saat melakukan eksperimen, sebaiknya dilakukan secara teliti, hati-hati, dan cepat agar larutan yang akan diuji tidak tercampur dengan kandungan asam-basa dari udara luar.

2. Pada saat melakukan pengukuran dengan pH, diamkan pH-meter dengan agak lama sampai angkanya tidak berubah lagi. Tidak hanya itu, setiap selesai mengukur tingat pH suatu larutan,  jangan lupa untuk   mengelap pH-meter sebelum digunakan pada larutan berikutnya.

3. Perubahan warna hamir tidak tampak sehingga ketelitian sangat diperlukan.
4. Ketelitian juga diperlukan pada saat melakukan perhitungan Ka agar diperoleh hasil eksperimen yang mendekati akurat
Kata Penutup

Demikian laporan ini telah kami selesaikan dengan baik. Kami sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu serta mendukung kami mulai dari kegiatan penelitian sampai dengan pembuatan laporan. Terkhusus kami pun berterima kasih kepada Ibu Elizabeth Tjahjadarmawan, S.Si., M.Pd selaku guru pembimbing kimia kami, yang telah mempercayakan kami untuk melakukan kegiatan penelitian, dan atas bimbingan serta arahannya yang telah membantu kami menyelesaikan kegiatan ini.

Kami mohon maaf apabila masih terdapat kesalahan dan kekurangan dalam laporan ini. Untuk itu, kami pun dengan senang hati mau menerima kritik dan saran yang diberikan pembaca. Semoga laporan ini dapat berguna bagi pembaca serta peneliti berikutnya. Terima kasih.



Jambi, 14 April 2016
 
Daftar Pustaka
Tjahjadarmawan, Elizabeth. 2016. Bernas Kimia Jilid 2. Jogjakarta : Citra Media
Admin : Edwin Limantoro
Penulisan laporan : Edwin Limantoro
Kameramen : Edwin Limantoro

Tidak ada komentar:

Posting Komentar