PRATIKUM MENENTUKAN PH DAN DAERAH WARNA TRAYEK INDIKATOR ALAMI DAUN ANGGREK UNGU
11 IPA 3 SMA XAVERIUS 1 JAMBI
11 IPA 3 SMA XAVERIUS 1 JAMBI
Menentukan Trayek Ph dari Indikator Alami Daun Anggrek Ungu
Edwin Adi Winata (11)
Edwin Limantoro (12)
XI IPA 3
SMA XAVERIUS 1 JAMBI
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang karena karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas kimia yang diberikan oleh Ibu Elizabeth Tjahjadarmawan dengan baik. Tugas yang diberikan adalah untuk menentukan trayek warna dan pH indikator alami dari ekstrak alami daun anggrek ungu.
Dalam tugas ini, para peneliti mengucapkan terima kasih kepada Ibu Elizabeth Tjahjadarmawan sebagai guru pembimbing yang telah memberikan bimbingan sehingga para peneliti dapat mencapai tujuan penelitian.
Kami segenap tim praktikum, Edwin Adi Winata dan Edwin Limantoro yang telah bersama-sama menyelesaikan tugas praktikum ini. Kemudian untuk semua pihak yang tidak disebutkan namanya yang telah membantu kelancaran praktikum ini kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
Semoga laporan praktikum ini dapat bermanfaat bagi setiap orang yang membacanya.
Semoga laporan praktikum ini dapat bermanfaat bagi setiap orang yang membacanya.
Jambi, 15 April 2016
Tujuan
Tujuan pratikum ini ialah untuk menentukan daerah trayek PH dan perubahan warna indikator alami dari daun anggrek ungu pada larutan uji asam, netral, dan basa.
Manfaat
Dari pratikum ini diperoleh pemahaman bahwa indikator dapat berubah warnanya dalam larutan asam, netral, dan basa sesuai dengan trayek PH masing- masing.
Teori Singkat
Jika
terdapat larutan bersifat asam maka reaksi bergeser ke kiri sehingga
indikator menunjukkan warna 1 [HIn]. Jika larutan bersifat basa maka
reaksi kesetimbangan bergeser ke kanan maka warna indikator berubah
menjadi warna 2 [In-].
Indikator
alami dapat dibuat dari bahan alam. bunga yang mengandung pigmen warna
terutama merah, orange, dan ungu dapat dimanfaaatkan sebagai indikator,
sebagai contoh yaitu bunga sepatu, mawar, bougenville. asoka, dll. Bunga
- bunga yang berwarna merah jingga hingga kuning mengandung zat warna anthosianin yang
merupakan senyawa asam organik. Zat warna ini akan berubah menjadi pink
jika berada dalam suasana asam, sebaliknya dalam suasana basa akan
menunjukkan warna hijau hingga biru. Rimpang - rimpang seperti kunyit
mengandung zat warna kuning bahkan kulit buah manggis, ubi, dan buah
naga merah pun memiliki sifat sebagai indikator.
Metode
Alat :
- blender
- pisau
- ph meter
- gelas aqua ( 20 buah )
- sendok plastik ( 20 buah)
- label
- kain penyaring
Bahan :
- Daun anggrek ungu (100 gram) dalam bentuk ekstrak
- etanol 70%
- air secukupnya
- larutan uji :
1. HCl
2. CH3COOH
3. NaCl
4. Al2(SO4)3
5. Air hujan
6. Anggrek ungu ( indikator)
7. Air mineral
8. Air sabun
9. Na2CO3
10. NaoH
Sebelum di ekstrak :
Cara Kerja :
Pembuatan Filtrat ( Indikator )
- Timbang daun anggrek ungu 100 gram, cuci bersih ,tambahkan air 100 ml atau ½ gelas ukuran sedang lalu blender sampai halus.
- Masukkan dalam wadah kaca kemudian tambahan air 300ml (1 gelas ukuran sedang) dan 1 botol etanol 70% (100 ml). Diamkan hingga 12 jam dalam kondisi wadah tertutup rapat supaya etanol tidak menguap.
- Selanjutnya, disaring menggunakan kain bersih.
- Filtrat berupa cairan di masukkan ke botol Aqua tertutup rapat dan hindari dari cahaya matahari.
Uji larutan asam basa
- Isi tiap gelas Aqua dengan 3 sdm larutan indikator ( daun anggrek ungu).
- Beri label pada tiap gelas dan urutkan berdasarkan urutan yang telah di beri.
3. Masukkan larutan uji 3sdm ke tiap gelas indikator sesuai dengan tulisan yang ada pada abel. Lihat perubahan warna yang terjadi, tidak lupa untuk di foto.
4. Setelah itu, ukur pH tiap larutan menggunakan alat pengukur derajat keasaman ( pH meter) . Catat hasil yang tercatat di alat tersebut.
Perhitungan Nilai Ka Indikator
Untuk mencari nilai Ka indikator dapat digunakan rumus :
Tabel trayek warna PH :
Diskusi dan Pembahasan
Indikator alami daun anggrek ungu tidak
dapat digunakan sebagai indikator pH, hasil yang didapat dari penelitian tidak
memperlihatkan perubahan warna, hanya adanya perbedaan. Larutan asam yang
ditambah indikator bunga kana memiliki warna yang lebih muda dibanding larutan
basa yang ditambah indikator.
Sehingga daun anggrek ungu tidak dapat
digunakan sebagai indikator pH karena indikator daun anggrek ungu. Daun anggrek ungu ini asam basa yang baik, sehingga mudah larut dalam larutan yang menyebabkan perubahan warna.
Daun anggrek ungu mengandung pigmen alami
flavonoid (antosianin, antosantin) yang dapat digunakan sebagai zat pewarna
alami alternative maupun sebagai antioksidan alami. Antosianin merupakan asam lemah organik pada daun anggrek ungu. Zat ini hanya berkisar pada warna ungu saja.
Indikator larutan daun anggrek ungu lebih
sesuai untuk menguji larutan yang asam. Berdasarkan trayek warna dan pH yang
diperoleh dari hasil penelitian, menunjukkan bahwa perubahan warna lebih banyak
terjadi pada larutan asam (3-7) yang perubahan warnanya lebih tua. Karena
itu indikator ini tidak sesuai untuk pengujian larutan asam basa dikarenakan
perubahan warna yang hanya berkisar merah tua sampai hijau muda. Berdasarkan hasil
tersebut kami simpulkan trayek pH indikator alami daun anggrek ungu berkisar antara pH 3-15.
Kesimpulan
Daerah diatas pH 7 berwarna hijau muda.
Berdasarkan hasil praktikum dapat diperoleh kesimpulan :
- Trayek indikator alami dari ekstrak daun anggrek ungu menunjukkan perubahan warna merah tua sampai hijau muda.
- Perkiraan trayek pH sekitar 3-15.
- Daerah pH diperkirakan :
Daerah diatas pH 7 berwarna hijau muda.
- Ka indikator yang diperoleh dengan metode pendekatan adalah 1.892875846 x 10^ -6
Saran
1. Pada saat
melakukan eksperimen, sebaiknya dilakukan secara teliti, hati-hati, dan cepat
agar larutan yang akan diuji tidak tercampur dengan kandungan asam-basa dari
udara luar.
2. Pada saat
melakukan pengukuran dengan pH, diamkan pH-meter dengan agak lama sampai
angkanya tidak berubah lagi. Tidak hanya itu, setiap selesai mengukur tingat pH
suatu larutan, jangan lupa untuk mengelap pH-meter sebelum digunakan pada
larutan berikutnya.
3. Perubahan warna
hamir tidak tampak sehingga ketelitian sangat diperlukan.
4. Ketelitian juga
diperlukan pada saat melakukan perhitungan Ka agar diperoleh hasil eksperimen
yang mendekati akurat
Kata Penutup
Demikian laporan ini telah kami selesaikan dengan
baik. Kami sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu serta
mendukung kami mulai dari kegiatan penelitian sampai dengan pembuatan laporan.
Terkhusus kami pun berterima kasih kepada Ibu Elizabeth Tjahjadarmawan, S.Si.,
M.Pd selaku guru pembimbing kimia kami, yang telah mempercayakan kami untuk
melakukan kegiatan penelitian, dan atas bimbingan serta arahannya yang telah
membantu kami menyelesaikan kegiatan ini.
Kami mohon maaf apabila masih terdapat kesalahan dan
kekurangan dalam laporan ini. Untuk itu, kami pun dengan senang hati mau menerima
kritik dan saran yang diberikan pembaca. Semoga laporan ini dapat berguna bagi
pembaca serta peneliti berikutnya. Terima kasih.
Jambi, 14 April
2016
Daftar Pustaka
Tjahjadarmawan,
Elizabeth. 2016. Bernas Kimia Jilid 2. Jogjakarta : Citra Media
Admin : Edwin Limantoro
Penulisan laporan : Edwin Limantoro
Kameramen : Edwin Limantoro
Penulisan laporan : Edwin Limantoro
Kameramen : Edwin Limantoro
Tidak ada komentar:
Posting Komentar