LAPORAN PRAKTIKUM TITRASI ASAM CUKA DALAM CUKA MAKAN 25% MENGGUNAKAN METODE TITRASI ASAM BASA
DAVID (09)
DESY ARYANI (10)
EDWIN ADI WINATA (11)
EDWIN LIMANTORO (12)
SMA XAVERIUS 1 JAMBI
XI IPA 3
KATA PENGANTAR
Puji
dan syukut kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas kimia yang diberikan oleh Ibu Elizabeth
Tjahjadarmawan, S.Si.,M.Pd. dengan sebaik-baiknya. Tugas yang diberikan adalah
untuk menentukan kadar asam pada asam cuka dalam cuka makan 25 % melalui metode
titrasi asam basa.
Dalam
tugas ini, para peneliti mengucapkan terima kasih kepada Ibu Elizabeth
Tjahjadarmawan, S.Si.,M.Pd. sebagai guru pembimbing yang telah memberikan
bimbingan sehingga para peneliti dapat mencapai tujuan penelitian.
Kami
segenap tim praktikum, David, Desy Aryani, Edwin Adi Winata dan Edwin Limantoro
yang telah bersama-sama menyelesaikan tugas praktikum ini. Kemudian untuk semua
pihak yang tidak disebutkan namanya yang telah membantu kelancaran praktikum ini
kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
Semoga
laporan praktikum ini dapat bermanfaat bagi setiap orang yang membacanya.
Jambi,
14 Mei 2016
( Desy
Aryani )
TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan
dari praktikum ini adalah untuk menentukan kadar asam pada cuka dalam cuka
makan 25 % melalui metode titrasi asam basa.
( Desy Aryani )
MANFAAT PRAKTIKUM
Melalui
praktikum penelitian ini, diperoleh kadar asam cuka pada cuka dalam cuka makan
25 % dengan metode titrasi asam basa. Kadar asam cuka yang diperoleh melalui
praktikum kemudian akan dibandingkan dengan kadar yang tertera pada kemasan
cuka makan 25 % .
( Edwin Limantoro )
TEORI DASAR
Titrasi
adalah pengukuran suatu larutan dari suatu reaktan yang dibutuhkan untuk bereaksi
sempurna dengan sejumlah reaktan tertentu lainnya. Titrasi asam basa adalah
reaksi penetralan. Titrasi merupakan suatu metode yang bertujuan untuk
menentukan banyaknya suatu larutan dengan konsentrasi yang telah diketahui agar
tepat habis bereaksi dengan sejumlah larutan yang dianalisis atau ingin
diketahui kadarnya atau konsentrasinya. Suatu zat yang akan ditentukan
konsentrasinya disebut sebagai “titran” dan biasanya diletakkan di dalam labu
Erlenmeyer, sedangkan zat yang telah diketahui konsentrasinya disebut sebagai
“titer” atau “titrat” dan biasanya diletakkan di dalam “buret”. Baik
titer maupun titran biasanya berupa larutan.
Titrasi
biasanya dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di dalam proses
titrasi, sebagai contoh bila melibatkan reaksi asam basa maka disebut sebagai
titrasi asam basa atau aside alkalimetri, titrasi redox untuk titrasi yang
melibatkan reaksi reduksi oksidasi, titrasi kompleksometri untuk titrasi yang
melibatkan pembentukan reaksi kompleks dan lain sebagainya.
Titrasi merupakan suatu metode untuk menentukan kadar suatu zat dengan menggunakan zat lain yang sudah diketahui konsentrasinya. Titrasi asam-basa adalah titrasi yang yang melibatkan asam maupun basa sebagai titer (zat yang telah diketahui konsentrasinya) maupun titrant (zat yang akan ditentukan kadarnya) dan berdasarkan reaksi penetralan asam-basa. Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa yang telah diketahui kadarnya, dan sebaliknya, kadar larutan basa dapat diketahui dengan menggunakan larutan asam yang diketahui kadarnya. Titik ekivalen yaitu pH pada saat asam dan basa (titrant dan titer) tepat ekivalen atau secara stoikiometri tepat habis bereaksi.
Titrasi merupakan suatu metode untuk menentukan kadar suatu zat dengan menggunakan zat lain yang sudah diketahui konsentrasinya. Titrasi asam-basa adalah titrasi yang yang melibatkan asam maupun basa sebagai titer (zat yang telah diketahui konsentrasinya) maupun titrant (zat yang akan ditentukan kadarnya) dan berdasarkan reaksi penetralan asam-basa. Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa yang telah diketahui kadarnya, dan sebaliknya, kadar larutan basa dapat diketahui dengan menggunakan larutan asam yang diketahui kadarnya. Titik ekivalen yaitu pH pada saat asam dan basa (titrant dan titer) tepat ekivalen atau secara stoikiometri tepat habis bereaksi.
Ada dua cara
umum untuk mengetahui titik ekivalen pada titrasi asam basa:
1. Memakai pH
meter.
2. Memakai
indikator asam basa.
Indikator
ditambahkan pada titran sebelum proses titrasi dilakukan. Indikator ini akan
berubah warna ketika titik ekivalen terjadi, dan pada saat itulah titrasi
dihentikan.
Titik akhir titrasi yaitu pH pada saat indikator berubah warna dan saat itu juga titrasi dihentikan. Dalam titrasi ini dipilih indikator PP (fenolflatein) dan BTB (brom timol biru). Pemilihan indikator tergantung pada titik setara (ekivalen) dan titik akhir titrasi. Indikator PP mempunyai selang pH = 8,3 – 10,0. Pada kondisi asam (pH < 7), indikator PP tidak memberikan perubahan warna, sedangkan pada kondisi basa (pH > 7) indikator PP memberi warna merah muda. Indikator BTB mempunyai selang pH = 6,0 – 7,6. Pada kondisi asam (pH < 7), indikator BTB memberi warna kuning, sedangkan pada kondisi basa (pH > 7) indikator BTB memberikan warna biru.
Titrasi asam cuka (CH3COOH) dengan larutan natrium hidroksida (NaOH) sebagai larutan standar akan menghasilkan garam CH3COONA yang berasal dari sisa asam lemah dan basa kuat yang kemudian terhidrolisis. Reaksi hidrolisis ini merupakan reaksi keseimbangan yang dapat ditulis sebagai berikut :
CH3COOH (aq) + NaOH (aq) --> CH3COONa (aq) + H2O (l)
Pada titrasi ini,sebagian asam asetat dan biasanya akan tinggal dalam larutan. Saat titik ekuivalen (titik akhir titrasi) terjadi,banyaknya asam cuka dan NaOH bebas adalah sama ,tetapi karena asam asetat termasuk elektrolit lemah maka ion H+ yang dibebaskan sangat sedikit,dan akan lebih banyak tinggal sebagai molekul CH3COOH. Sedangkan basa bebasnya (NaOH) merupakan elektrolit kuat yang hampir terionisasi sempurna,membebaskan ion OH- dalam larutan. Hal ini mengakibatkan titrasi akan berakhir pada pH diatas 7.
( Desy Aryani )
Titik akhir titrasi yaitu pH pada saat indikator berubah warna dan saat itu juga titrasi dihentikan. Dalam titrasi ini dipilih indikator PP (fenolflatein) dan BTB (brom timol biru). Pemilihan indikator tergantung pada titik setara (ekivalen) dan titik akhir titrasi. Indikator PP mempunyai selang pH = 8,3 – 10,0. Pada kondisi asam (pH < 7), indikator PP tidak memberikan perubahan warna, sedangkan pada kondisi basa (pH > 7) indikator PP memberi warna merah muda. Indikator BTB mempunyai selang pH = 6,0 – 7,6. Pada kondisi asam (pH < 7), indikator BTB memberi warna kuning, sedangkan pada kondisi basa (pH > 7) indikator BTB memberikan warna biru.
Titrasi asam cuka (CH3COOH) dengan larutan natrium hidroksida (NaOH) sebagai larutan standar akan menghasilkan garam CH3COONA yang berasal dari sisa asam lemah dan basa kuat yang kemudian terhidrolisis. Reaksi hidrolisis ini merupakan reaksi keseimbangan yang dapat ditulis sebagai berikut :
CH3COOH (aq) + NaOH (aq) --> CH3COONa (aq) + H2O (l)
Pada titrasi ini,sebagian asam asetat dan biasanya akan tinggal dalam larutan. Saat titik ekuivalen (titik akhir titrasi) terjadi,banyaknya asam cuka dan NaOH bebas adalah sama ,tetapi karena asam asetat termasuk elektrolit lemah maka ion H+ yang dibebaskan sangat sedikit,dan akan lebih banyak tinggal sebagai molekul CH3COOH. Sedangkan basa bebasnya (NaOH) merupakan elektrolit kuat yang hampir terionisasi sempurna,membebaskan ion OH- dalam larutan. Hal ini mengakibatkan titrasi akan berakhir pada pH diatas 7.
( Desy Aryani )
ALAT DAN BAHAN
BAHAN
:
- Larutan CH3COOH ( cuka makan 25 % )
- Larutan NaOH 0.1340 M
- Air Mineral
- Larutan NaOH 0.1340 M
- Air Mineral
- Indikator BTB (brom timol biru)
- Indikator PP (fenolflatein)
(
Edwin Limantoro )
METODE PRAKTIKUM
1. Foto
dan catat cuka makan dengan kadar 25 %.
2. Ambil
5 ml cuka makan, tambahkan dengan 95 ml
air lalu aduk secara homogen.
3. Ambil
masing-masing 5 ml dari larutan langkah (2) , masukan ke dalam 2 buah labu
erlenmeyer.
4. Tambahkan
3 tetes indikator PP (fenolflatein) → Titrasi dengan NaOH ( 0,1340 M )
menggunakan pipet tetes ( 1 tetes = 0,05 ml ). Titrasi hingga warna mencapai
TAT ( Titik Akhir Titrasi ) yaitu warna pink
muda yang permanen dan foto saat warna telah mencapai TAT.
5. Yang
Catat volume NaOH yang diperlukan ( lakukan sebanyak 2 kali ).
6. Ambil masing-masing 5
ml dari larutan langkah (2), masukan ke dalam 2 buah erlenmeyer.
7. Tambahkan
3 tetes indikator BTB (brom timol biru) → Titrasi dengan NaOH ( 0,1340 M )
menggunakan pipet tetes ( 1 tetes = 0,05 ml ). Titrasi hingga warna mencapai
TAT ( Titik Akhir Titrasi ) yaitu warna hijau
muda yang permanen dan foto saat warna telah mencapai TAT.
8. Yang
Catat volume NaOH yang diperlukan ( lakukan sebanyak 2 kali ).
( David )
BAGAN METODE PRAKTIKUM
|
|
|
|
|
|
|
|
|
( David )
HASIL PRAKTIKUM
INDIKATOR PP ( fenolflatein )
|
||||
NO
|
Tetes NaOH ( 0,3140 M )
|
Volume NaOH 0,3140 M ( 1 tetes = 0,05 ml )
|
Foto warna TAT ( Titik Akhir Titrasi )
|
|
1
|
124
|
6,2 ml
|
||
2
|
108
|
5,4 ml
|
||
TETESAN
RATA-RATA = 124
tetes + 108 tetes = 116 tetes
2
VOLUME RATA-RATA =
116 tetes x 0.05 ml = 5,8 ml
|
||||
INDIKATOR BTB ( brom timol biru )
|
||||
NO
|
Tetes NaOH ( 0,3140 M )
|
Volume NaOH 0,3140 M ( 1 tetes = 0,05 ml )
|
Foto warna TAT ( Titik Akhir Titrasi )
|
|
1
|
85
|
4,25 ml
|
||
2
|
103
|
5.15 ml
|
||
TETESAN
RATA-RATA = 85 tetes + 103 tetes = 94 tetes
2
VOLUME
RATA-RATA = 94 tetes
x 0.05 ml = 4,7 ml
|
||||
( David )
PERHITUNGAN
1.
TITRASI MENGGUNAKAN INDIKATOR PP ( fenolflatein
)
Volume rata-rata = 5,8 ml
n = M x V
=
0,1340 M x 5,8 ml
= 0,7772 mmol
0,7772 mmol = 5 ml
n 100 ml
n = 15,544 x 10-3 mol
m = n x Mr
=
0,015544 mol x 60
= 0,93264 gram
1,049 gram/mol
=
0,8890753098 gram
0,8890753098
gram = 125
ml
X 100 ml
X = 0,7112602478 % v/v
%
yield = 0,7112602478 % x
100 %
25 %
=
2,845040991 %
2.
TITRASI MENGGUNAKAN INDIKATOR BTB ( brom timol
biru )
Volume rata-rata = 4,7 ml
n = M x V
=
0,1340 M x 4,7 ml
m = 0,6298 mmol
0,6298 mmol = 5 ml
n 100 ml
n = 12,596 x 10-3 mol
m = n x Mr
=
0,012596 mol x 60
= 0,75576 gram
1,049 gram/mol
=
0,7204575786 gram
0,7204575786
gram = 125
ml
X 100 ml
X = 0,5763660629 % v/v
%
yield = 0,5763660629 % x
100 %
25 %
=
2,305464252 %
( David )
DISKUSI DAN PEMBAHASAN
Asam asetat, asam etanoat atau asam cuka adalah
senyawa kimia asam organik yang dikenal sebagai pemeberi rasa asam dan aroma
pada makanan. Asam cuka memiliki rumus kimia yaitu CH3COOH, asam
asetat murni (asam asetat glacial) adalah cairan higroskopis tak berwarna, dan
memiliki titik beku 16.7°C. Larutan CH3COOH dalam air merupakan asam
lemah.
Asam cuka merupakan asam lemah yang sering
dijumpai dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari, tingkat keasaman setiap
merk cuka yang diperdagangkan berbeda-beda, maka untuk mengetahui tingkat
keasaman merk cuka tertentu maka dapat diketahui dengan melakukan titrasi.
Dari praktikum titrasi asam basa
menggunakan NaOH 0.1340 M , diperoleh bahwa terdapat kadar asam asetat ( CH3COOH ) yang terdapat
dalam satu botol ( 125 ml ) cuka makan 25 % sebanyak 2,845040991 % pada percobaan titrasi menggunakan indikator PP (
fenolflatein ) dan NaOH sampai mencapai TAT ( Titik Akhir Titrasi ) yaitu
sebanyak 5,8 ml dan 2,305464252 % pada
percobaan titrasi menggunakan indikator BTB (brom timol biru ) dan NaOH sampai
mencapai TAT ( Titik Akhir Titrasi ) yaitu sebanyak 4,7 ml.
( David )KESIMPULAN
Melalui titrasi asam basa
menggunakan NaOH 0,1340 M, diperoleh kadar asam asetat dalam satu botol cuka
makan 25 % sebanyak 2,845040991 % pada percobaan titrasi menggunakan
indikator PP ( fenolflatein ) dan NaOH sampai mencapai TAT ( Titik Akhir Titrasi
) yaitu sebanyak 5,8 ml dan 2,305464252
% pada percobaan titrasi menggunakan indikator BTB (brom timol biru ) dan
NaOH sampai mencapai TAT ( Titik Akhir Titrasi ) yaitu sebanyak 4,7 ml.
( Edwin Limantoro )SARAN
Dalam praktikum ini, peneliti menyarankan untuk :
1. Takaran dalam penelitian ini sebaiknya dilakukan dengan akurat untuk menjaga kemurnian hasil
2. Semua alat dan bahan praktikum sebaiknya di periksa dahulu agar layak dipakai dengan baik.
3. Larutan sebaiknya dikocok berlawanan arah jarum jam dengan kecepatan stabil
4. Dalam memasukkan larutan sebaiknya dilakukan dengan cermat, agar larutan tidak tercemar
5. Jika larutan telah tercemar, hendaknya menggantinya dengan larutan yang baru agar mendapatkan hasil yang maksimal
6. Jangan terburu-buru saat melakukan titrasi, agar perhitungan setiap tetes lebih akurat
7. Saat ingin menentukan titik ekuivalen, perhatikan dengan seksama perubahan warna apakah warna sudah konstan atau belum. 8. Kalkulasi hendaknya dilakukan dengan ketelitian setinggi mungkin agar hasil akurat.
1. Takaran dalam penelitian ini sebaiknya dilakukan dengan akurat untuk menjaga kemurnian hasil
2. Semua alat dan bahan praktikum sebaiknya di periksa dahulu agar layak dipakai dengan baik.
3. Larutan sebaiknya dikocok berlawanan arah jarum jam dengan kecepatan stabil
4. Dalam memasukkan larutan sebaiknya dilakukan dengan cermat, agar larutan tidak tercemar
5. Jika larutan telah tercemar, hendaknya menggantinya dengan larutan yang baru agar mendapatkan hasil yang maksimal
6. Jangan terburu-buru saat melakukan titrasi, agar perhitungan setiap tetes lebih akurat
7. Saat ingin menentukan titik ekuivalen, perhatikan dengan seksama perubahan warna apakah warna sudah konstan atau belum. 8. Kalkulasi hendaknya dilakukan dengan ketelitian setinggi mungkin agar hasil akurat.
( Desy Aryani )
KATA PENUTUP
Kami selaku para peneliti mengucapkan banyak terima
kasih pada semua orang yang telah membantu kami dalam melaksanakan tugas dan praktikum
ini, terutama kepada Ibu Elizabeth, S.Si.,M.Pd. yang telah memberikan bimbingan dan pengajaran kepada
kami sehingga tujuan penelitian kami tercapai dengan baik. Kami juga
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarny kepada teman-teman dan keluarga
kami yang telah senantiasa mendukung kami selama pengerjaan tugas dan praktikum
ini.
Kami berharap laporan yang telah kami rampungkan
dengan penuh tekad dan rasa tanggung jawab ini menjadi berkat dan manfaat bagi
setiap orang yang membaca dan mempergunakannya. Terima Kasih.
Jambi , 14 Mei 2016
Jambi , 14 Mei 2016
( Edwin Limantoro )
DAFTAR PUSTAKA
Tjahjadarmawan, Elizabeth. 2014.
Bernas Kimia Jilid 1. Jogjakarta : Citra Media
Tjahjadarmawan, Elizabeth. 2016. Bernas Kimia Jilid 2. Jogjakarta : Citra Media
Baker, R.W et al. 2008. Chemistry 1 Laboratory Handbook. Sydney : School of Chemistry
Tjahjadarmawan, Elizabeth. 2016. Bernas Kimia Jilid 2. Jogjakarta : Citra Media
Baker, R.W et al. 2008. Chemistry 1 Laboratory Handbook. Sydney : School of Chemistry
( Edwin Adi winata )
KONSTRIBUTOR
Guru Pembimbing
Elizabeth
Tjahjadarmawan , S.Si.,M.Pd.
Admin
Edwin Limantoro
Penulis
Group ( David , Desy
Aryani , Edwin Adi Winata, Edwin Limantoro )
Cameraman
David
Editor
Desy Aryani
(
Edwin Adi Winata )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar